MACAM-MACAM GAYA BAHASA



A.      GAYA BAHASA SINDIRAN
1.       Ironi (sindiran halus) : sindiran yang dikatakan, kebalikan dari apa yang sebenarnya
Contoh: Lekas betul abang pulang,  hari baru pukul satu malam (lekas betul=terlambat sekali)
2.       Sinisme : sindiran lebih kasar dari ironi yang bermaksud mencemoohkan
Contoh: “Bersih benar badanmu, ya?” Kata ibu kepada anaknya yang belum mandi
3.       Sarkasme : sindiran yang sangat tajam dan kasar, hingga kadang-kadang menyakitkan hati.
Contoh: Hai, binatang pergi engkau dari sini!
B.      GAYA BAHASA PERTENTANGAN
1.       Paradoks : gaya bahasa yang mengemukakan dua pengertian yang bertentangan sehingga sepintas lalu tidak masuk akal
Contoh: Dia sering kesepian di kota besar yang ramai itu
2.       Antitesis : pengungkapan mengenai situasi, benda atau sifat yang keadaannya saling bertentangan, dan menggunakan kata-kata berlawanan arti
Contoh: Besar kecil, tua muda, pria wanita ikut menyaksikan perlombaan itu
3.       Anakhronisme : gaya bahasa yang melukiskan suatu keadaan tidak sesuai dengan peristiwa sejarah
Contoh: Candi Borobudur dibuat oleh nenek moyang dengan menggunakan komputer
4.       Kontrakdiksio interminis : Gaya bahasa yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan penjelasan semula
Contoh: Semua telah beres, kecuali surat jalan
C.      GAYA BAHASA PENEGASAN
1.       Inversi : kalimat yang predikatnya terletak di depan subjek.
Contoh: Besar sekali rumahnya.
2.       Retoris : kalimat tanya tak bertanya, yang menyatakan kesangsian atau bersifat mengejek
Contoh: Itukah bukti janji yang engkau ucapkan?
3.       Koreksio : membetulkan kembali ucapan yang salah, baik dengan sengaja atau tidak
Contoh: Dia baru saja makan, oh bukan, dia tidur
4.       Repetisi : pengulangan kata-kata dalam bahasa prosa
Contoh: Kita telah merdeka, kita telah membangun, kita telah bahagia
5.       Paralelisme : pengulangan kata-kata untuk penegasan dalam bahasa puisi
6.       Enumerasio : melukiskan suatu peristiwa atau keadaan dengan cara menguraikan satu demi satu situasi/keadaan sehingga merupakan suatu keseluruhan
Contoh: Apa yang engkau harapkan, saya orang miskin, yang tidak disenangi orang kampong, yang tidak punya rumah tempat tinggal
7.       Klimaks : gaya bahasa yang menguraikan suatu keadaan secara berturut-turut makin lama makin memuncak.
Contoh: Sejak dari kecil sampai dewasa, malah sampai setua ini perangainya tidak pernah berubah
8.       Anti klimaks : gaya bahasa yang menguraikan suatu keadaan secara berturut-turut makin lama makin menurun.
Contoh: Jangankan sejuta, seribu, seratus pun tak mau aku memberikan uang itu kepadamu
9.       Pleonasme : menggunakan sepatah kata yang sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi sebab arti kata tersebut telah terkandung dalam kata yang diterangkannya
Contoh: Ia tidak ingin naik ke atas
10.   Tautologi : mengulang beberapa kali  sepatah kata dalam sebuah kalimat
Contoh: Tidak, tidak mungkin dia yang mencuri uang itu
11.   Ekslamasio : gaya bahasa yang didalamnya memakai kata seru
Contoh: Wah, cantik benar gadis itu!
D.      GAYA BAHASA PERBANDINGAN
1.       Asosiasi : melukiskan suatu keadaan dengan membandingka terhadap keadaan lain  yang menimbulkan suatu asosiasi yang sama dengan benda tersebut sehingga lebih jelas
Contoh: Wajahnya cantik bagaikan bulan purnama
2.       Alusio : gaya bahasa perbandingan dengan mempergunakan ungkapan-ungkapan, peribahasa, atau sampiran pantun yang sudah lazim dipergunakan orang
Contoh:  Makan hati saya melihat tingkahmu
3.       Litotes : gaya bahasa yang melukiskan keadaan  sesuatu dengan menyatakan keadaan yang sebaliknya, guna merendahkan diri
Contoh: Terimalah baju jelek ini sebagai kenang-kenangan
4.       Hiperbola : gaya bahasa yang menggunakan kata-kata untuk melukiskan peristiwa atau keadaan dengan cara berlebihan daripada sesungguhnya.
Contoh: Hatiku rasa terbakar mendengar caci makinya
5.       Personifikasi : gaya bahasa perbandingan yang membandingkan benda mati seolah-olah bernyawa sehingga bertindak, berlaku, berpikir, merasa seperti manusia
Contoh: Hatiku berkata, saya harus sukses
6.       Sinekdokhe : gaya bahasa yang mengungkapka sebagian masalah padahal yang dimaksud semuanya, juga menyatakan seluruh masalah sedangkan yang dimaksud hanya sebagian.
Gaya bahasa ini dibagi 2 yaitu:
·         Pars pro toto (sebagian untuk seluruh)
Contoh: Saya membeli tiga ekor kambing
·         Totem pro parte  (seluruh untuk sebagian)
Contoh: Desa kami memenagkan lomba gerak jalan
7.       Metonemia : gaya bahasa yang menggunakan sepatah kata atau sebuah nama yang dapat berasosiasi dengan nama benda, binatang, tempat,untuk menggantikan benda yang dimaksud tadi.
Contoh: Kami pulang pergi naik kijang
8.       Alegori : gaya bahasa yang membandingkan kehidupan manusia dengan alam
Contoh: Gadis itu bunga mekar di kampung kami
9.       Metafora : gaya bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain yang mempunyai sifat yang sama
Contoh: Dewi malam telah pergi ke peraduannya (bulan)
10.   Eufemisme : gaya bahasa perbandingan mempergunakan kata yang mengandung ari memperlembut atau memperhalus yang dimaksudkan untuk menghindarkan pantang (hal yang tabu) atau sopan santun
11.   Antonomasia : menyebutkan keterangan atau sifat tentang sesuatu, tetapi tidak menyebutkan hal yang diterangkan itu.
Contoh: Berdoalah kepada Yang Maha Pengasih